Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mengakui kerja sama negara-negara Arab dengan rezim Zionis Israel untuk melawan Republik Islam Iran.
Kantor Berita Qods (Qodsna) melaporkan, Menlu Amerika, Mike Pompeo mengatakan, negara-negara Arab dan Israel bersatu membentuk sebuah aliansi untuk melawan apa yang disebutnya sebagai "ancaman Iran".
Menlu Amerika mengklaim, kami sudah melakukan perubahan mendasar dalam kebijakan luar negeri Amerika dengan memperhatikan kepentingan rakyat negara ini.
Ia menambahkan, pemerintahan terdahulu Amerika memutuskan untuk menjadikan Iran sebagai sekutu regional, namun akhirnya keputusan itu dicabut sepenuhnya.
Kepala Dewan Eksekutif Hizbullah, Sayyed Hashem Safieddine menekankan bahwa meskipun disanksi AS, Poros Mukawamah Lebanon dan sekutu-skutunya dalam tahun 2019 adalah lebih kuat dari sebelum-belumnya, menambahkan bahwa ini pasti mengganggu musuh.
Seorang pengamat Israel mengakui bahwa sejumlah negara-negara Arab di Asia Barat yang baru saja bergabung dalam koalisi anti Iran bukan mitra terpercaya bagi Tel Aviv.
Mantan asisten penasehat keamanan nasional Israel, Eran Etzion seraya merekomendasikan kabinet rezim ini untuk mengambil inspirasi dari dokumen baru prospek 50 tahun Iran mengakui bahwa Tehran sangat rumit dan kuat sehingga sulit dikalahkan.
Sebuah media rezim Zionis Israel melaporkan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menginstruksikan pengambilan langkah baru untuk mencegah pengiriman bantuan finansial ke Jalur Gaza yang diblokade lebih dari 12 tahun.
Situs internet yang bermarkas di London, Middle East Eye, MEE, Selasa (8/1/2019) mengabarkan, Direktur Badan Intelijen rezim Zionis Israel, Mossad, Yossi Cohen baru-baru ini bertemu dengan direktur badan intelijen Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Mesir di salah satu ibukota negara Arab, Teluk Persia.
social pages
instagram telegram twiter RSS