Menteri Luar Negeri Iran melakukan pembicaraan telepon seputar kesepakatan nuklir Iran, JCPOA dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa dan menteri luar negeri Jerman, Swedia dan Denmark.
Kantor Berita Qods (Qodsna) - Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif, Jumat (2/11/2018) malam melakukan pembicaraan telepon dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, Menlu Jerman, Heiko Maas, Menlu Swedia, Margot Wallstrom dan Menlu Denmark, Anders Samuelsen.
Dalam pembicaraan telepon dengan Menlu Denmark, Zarif membantah klaim anti-Iran dan mengungkap upaya terbuka rezim Zionis Israel untuk merusak hubungan Iran dengan negara-negara Eropa, serta mematikan prakarsa Eropa untuk menjaga JCPOA.
Menlu Iran dalam pembicaraan telepon dengan menlu Jerman dan Swedia menekankan komitmen Tehran atas JCPOA dan upaya melindungi kanal keuangan dengan Iran dan berlanjutnya ekspor-impor minyak dan gas Iran.
Kepala Dewan Eksekutif Hizbullah, Sayyed Hashem Safieddine menekankan bahwa meskipun disanksi AS, Poros Mukawamah Lebanon dan sekutu-skutunya dalam tahun 2019 adalah lebih kuat dari sebelum-belumnya, menambahkan bahwa ini pasti mengganggu musuh.
Mohammad Sajedi, seorang ahli hubungan internasional dalam wawancara eksklusif dengan Kantor Berita Qods (Qodsna) mengatakan bahwa perjalanan Presiden Suriah ke Iran saat ini dapat dianalisis dalam 3 perspektif.
Mantan asisten penasehat keamanan nasional Israel, Eran Etzion seraya merekomendasikan kabinet rezim ini untuk mengambil inspirasi dari dokumen baru prospek 50 tahun Iran mengakui bahwa Tehran sangat rumit dan kuat sehingga sulit dikalahkan.
Menteri Luar Negeri Iran merespon tuduhan sebagian negara Eropa terhadap Iran. Menurutnya, tuduhan terhadap Iran itu tidak akan membuat Eropa terlepas dari tanggung jawab melindungi teroris.
Anggota senior gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas mengatakan, Republik Islam Iran memainkan peran langsung dalam mendukung rakyat dan perlawanan Palestina.
social pages
instagram telegram twiter RSS