Mantan Menteri Peperangan Israel, Moshe Yaalon menggambarkan kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai ekstrim dan tidak efektif.
Kantor Berita Qods (Qodsna)/ Mooshe Yaalon mengkritik kebijakan Netanyahu yang bertujuan memecah-belah dan mengatakan bahwa ia tidak akan bergabung dengan kabinet PM rezim Zionis itu.
Dia juga menyampaikan kekhawatiran atas ancaman internal dan meminta agar dibentuk sebuah gerakan politik untuk mengakhiri ekstremisme di kabinet Netanyahu.
Pada Mei 2016, Moshe Yaalon memutuskan mundur dari kabinet dan Partai Likud. Dia mengatakan langkah ini diambil setelah Avigdor Lieberman, ketua Partai Yisrael Beiteinu diundang ke kabinet.
Kabinet Israel terancam bubar setelah meningkatnya perselisihan antara kubu Haredi dan sekuler, skandal korupsi Netanyahu, dan ketidakpuasan pemukim Zionis terhadap kinerja PM.
Menteri Keuangan Israel Moshe Kahlon mengatakan kabinet koalisi Netanyahu memiliki mayoritas yang sangat rapuh dan pelaksanaan pemilu dini sudah dekat.
Konferensi internasional persatuan Islam ke-32 di Tehran, Iran yang mengusung tema "Al Quds, Poros Persatuan Umat" ditutup hari Senin (26/11/2018) dengan merilis pernyataan bersama.
Pemimpin kelompok agama Amerika Nation of Islam (NOI) Louis Farrakhan menyerukan bangkit melawan tirani dengan berbicara dan menulis kebenaran untuk melawan musuh-musuh Muslim, dan mengecam Washington karena menerapkan kembali sanksi baru terhadap Iran.
social pages
instagram telegram twiter RSS