[[{"content_id":"323157","domain_id":"0","lang_id":"id","portal_id":"2","owner_id":"302","user_id":"28","view_accesslevel_id":"0","edit_accesslevel_id":"0","delete_accesslevel_id":"0","editor_id":"0","content_title":"Motif Lawatan Pompeo ke Timur Tengah","content_number":"","content_date_event":"2019-01-09 09:40:40","content_summary":"Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo melakukan lawatan terbaru ke kawasan Timur Tengah.","content_summary_fill":"1","content_body":"Kantor Berita Qods (Qodsna) - Kunjungan yang dimulai sejak Selasa (8\/1\/2019) hingga 15 Januari ini dimulai dari Yordania, Mesir, Bahrain, Uni Emirat Arab, Qatar, Arab Saudi, Oman hingga Kuwait.\r\n\r\n \r\n\r\nMengawali safarinya tersebut, Pompeo di akun twitternya menulis, "Hari ini saya bertolak menuju Timur Tengah untuk mengirimkan pesan jelas kepada mitra dan sekutu di Timur Tengah bahwa AS berkomitmen untuk mengalahkan Daesh dan menangkal aktivitas destabilisasi yang dilakukan Iran,".\r\n\r\n \r\n\r\nStatemen singkat Pompeo ini menunjukkan dengan jelas arah kebijakan AS di kawasan sensitif Asia Barat. Salah satu agenda terpenting lawatannya mengenai masa depan hubungan AS dan Arab Saudi pasca tewasnya Jamal Khashoggi di konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober tahun lalu. Pihak CIA sendiri mengakui bahwa Putera Mahkota Arab Saudi, Mohamed bin Salman berperan besar dalam pembunuhan jurnalis oposan rezim Al Saud itu.\r\n\r\n\r\nMasalah tersebut menimbulkan masalah besar bagi pemerintahan Trump. Pasalnya, Senat AS menyampaikan ketetapan mengenai sanksi terhadap Arab Saudi dan mengakhiri peran Washington dalam perang di Yaman.\r\n\r\n \r\n\r\nKini, Pompeo berupaya untuk meyakinkan Mohamed bin Salman bahwa Gedung Putih masih mendukungnya. Di sisi lain, AS sendiri masih belum puas terhadap langkah yang dilakukan Riyadh dalam penanganan masalah pembunuhan Khashoggi. \r\n\r\n \r\n\r\nAnalis politik Yordania, Hassan Al Barari dalam wawancara dengan televisi Al Jazeera mengungkapkan bahwa AS sendiri yang selama ini mendukung Mohamed bin Salman mengkritik proses pengadilan para pelaku pembunuhan Khashoggi di Arab Saudi, sebab tidak dilakukan secara transparan dan  banyak yang disembunyikan dari kasus tersebut.\r\n\r\n \r\n\r\nTampaknya, salah satu masalah yang akan dibahas dalam pertemuan Pompeo dengan pejabat tinggi Arab Saudi mengenai upaya bersama Riyadh dan Washington untuk memulihkan citra rezim Al Saud yang tercoreng akibat kasus pembunuhan besar itu.\r\n\r\n \r\n\r\nMasalah lain yang dibawa Pompeo dalam lawatannya ke Timur Tengah untuk meyakinkan sekutu-sekutunya di kawasan mengenai berlanjutnya kebijakan AS menghadapi Iran.\r\n\r\n \r\n\r\nSelain itu, Pompeo juga menekankan bahwa keluarnya pasukan AS dari Suriah yang menimbulkan kekhawatiran bagi sekutunya di Timur Tengah, tidak akan meninggalkan komitmen Washington dalam penumpasan teroris Daesh. Oleh karena itu, isu sentral safari Pompeo mengenai koordinasi antara AS dan negara-negara sekutunya di Timur Tengah, terutama Arab Saudi dan rezim Zionis Israel, setelah pasukan AS keluar dari Suriah.\r\n\r\n \r\n\r\nSelama ini AS menuding gerakan perlawanan anti Zionis seperti Hizbullah dan Hamas yang didukung Iran sebagai kelompok teroris. Sebagaimana disampaikan Pompeo dalam statemen terbarunya dalam wawancara dengan televisi CNN, "Keluarnya pasukan AS dari Suriah bukan berarti berhentinya misi Washington untuk menghentikan perluasan pengaruh Iran di Timur Tengah. Masalah ini tidak berubah dan akan terus berlanjut,".\r\n\r\n \r\n\r\nMeskipun pejabat tinggi AS semacam Pompeo berulangkali melemparkan tudingan negatif terhadap Iran, tapi publik dunia, bahkan Eropa yang menjadi mitra AS sendiri, mengakui peran konstruktif Iran dalam penumpasan kelompok teroris Daesh di Suriah.\r\n\r\n \r\n\r\nPada saat sama, AS sendiri terbukti memberikan dukungan terhadap kelompok-kelompok teroris yang beroperasi di Suriah dan negara lain di kawasan Timur Tengah. Tapi hingga kini plot AS dan sekutunya senantiasa gagal, dan lawatan Pompeo kali ini tampaknya untuk melakukan koordinasi ulang untuk merancang plot baru.","content_html":"

Kantor Berita Qods (Qodsna) - Kunjungan yang dimulai sejak Selasa (8\/1\/2019) hingga 15 Januari ini dimulai dari Yordania, Mesir, Bahrain, Uni Emirat Arab, Qatar, Arab Saudi, Oman hingga Kuwait.<\/p>\r\n\r\n

 <\/p>\r\n\r\n

Mengawali safarinya tersebut, Pompeo di akun twitternya menulis, "Hari ini saya bertolak menuju Timur Tengah untuk mengirimkan pesan jelas kepada mitra dan sekutu di Timur Tengah bahwa AS berkomitmen untuk mengalahkan Daesh dan menangkal aktivitas destabilisasi yang dilakukan Iran,".<\/p>\r\n\r\n

 <\/p>\r\n\r\n

Statemen singkat Pompeo ini menunjukkan dengan jelas arah kebijakan AS di kawasan sensitif Asia Barat. Salah satu agenda terpenting lawatannya mengenai masa depan hubungan AS dan Arab Saudi pasca tewasnya Jamal Khashoggi di konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober tahun lalu. Pihak CIA sendiri mengakui bahwa Putera Mahkota Arab Saudi, Mohamed bin Salman berperan besar dalam pembunuhan jurnalis oposan rezim Al Saud itu.<\/p>\r\n\r\n


\r\nMasalah tersebut menimbulkan masalah besar bagi pemerintahan Trump. Pasalnya, Senat AS menyampaikan ketetapan mengenai sanksi terhadap Arab Saudi dan mengakhiri peran Washington dalam perang di Yaman.<\/p>\r\n\r\n

 <\/p>\r\n\r\n

Kini, Pompeo berupaya untuk meyakinkan Mohamed bin Salman bahwa Gedung Putih masih mendukungnya. Di sisi lain, AS sendiri masih belum puas terhadap langkah yang dilakukan Riyadh dalam penanganan masalah pembunuhan Khashoggi. <\/p>\r\n\r\n

 <\/p>\r\n\r\n

Analis politik Yordania, Hassan Al Barari dalam wawancara dengan televisi Al Jazeera mengungkapkan bahwa AS sendiri yang selama ini mendukung Mohamed bin Salman mengkritik proses pengadilan para pelaku pembunuhan Khashoggi di Arab Saudi, sebab tidak dilakukan secara transparan dan  banyak yang disembunyikan dari kasus tersebut.<\/p>\r\n\r\n

 <\/p>\r\n\r\n

Tampaknya, salah satu masalah yang akan dibahas dalam pertemuan Pompeo dengan pejabat tinggi Arab Saudi mengenai upaya bersama Riyadh dan Washington untuk memulihkan citra rezim Al Saud yang tercoreng akibat kasus pembunuhan besar itu.<\/p>\r\n\r\n

 <\/p>\r\n\r\n

Masalah lain yang dibawa Pompeo dalam lawatannya ke Timur Tengah untuk meyakinkan sekutu-sekutunya di kawasan mengenai berlanjutnya kebijakan AS menghadapi Iran.<\/p>\r\n\r\n

 <\/p>\r\n\r\n

Selain itu, Pompeo juga menekankan bahwa keluarnya pasukan AS dari Suriah yang menimbulkan kekhawatiran bagi sekutunya di Timur Tengah, tidak akan meninggalkan komitmen Washington dalam penumpasan teroris Daesh. Oleh karena itu, isu sentral safari Pompeo mengenai koordinasi antara AS dan negara-negara sekutunya di Timur Tengah, terutama Arab Saudi dan rezim Zionis Israel, setelah pasukan AS keluar dari Suriah.<\/p>\r\n\r\n

 <\/p>\r\n\r\n

Selama ini AS menuding gerakan perlawanan anti Zionis seperti Hizbullah dan Hamas yang didukung Iran sebagai kelompok teroris. Sebagaimana disampaikan Pompeo dalam statemen terbarunya dalam wawancara dengan televisi CNN, "Keluarnya pasukan AS dari Suriah bukan berarti berhentinya misi Washington untuk menghentikan perluasan pengaruh Iran di Timur Tengah. Masalah ini tidak berubah dan akan terus berlanjut,".<\/p>\r\n\r\n

 <\/p>\r\n\r\n

Meskipun pejabat tinggi AS semacam Pompeo berulangkali melemparkan tudingan negatif terhadap Iran, tapi publik dunia, bahkan Eropa yang menjadi mitra AS sendiri, mengakui peran konstruktif Iran dalam penumpasan kelompok teroris Daesh di Suriah.<\/p>\r\n\r\n

 <\/p>\r\n\r\n

Pada saat sama, AS sendiri terbukti memberikan dukungan terhadap kelompok-kelompok teroris yang beroperasi di Suriah dan negara lain di kawasan Timur Tengah. Tapi hingga kini plot AS dan sekutunya senantiasa gagal, dan lawatan Pompeo kali ini tampaknya untuk melakukan koordinasi ulang untuk merancang plot baru.<\/p>","content_source":"","content_url":"","content_columns":"0","content_date_start":"2019-01-09 09:40:40","content_date_finish":"2019-01-09 09:40:40","content_date_register":"2019-01-09 09:42:59","content_date_last_edit":"2019-01-09 09:42:59","content_show_img":"1","content_show_details":"0","content_show_related_img":"0","content_show_slider":"1","content_show_title_slider":"1","content_comment":"1","content_score":"0","content_recorded":"0","content_confirmed":"0","content_status":"1","content_kind":"0","old_id":"0","tag_id":"100137","tag_word":"Mohamed bin Salman,Mohamed bin Salman,Mohamed bin Salman,Hassan Al Barari,Hassan Al Barari,Hassan Al Barari,Daesh,Daesh,Daesh,Riyadh,Riyadh,Riyadh,suriah,suriah,suriah,ISIS,ISIS,ISIS,Timur Tengah,Timur Tengah,Timur Tengah,Mike Pompeo,Mike Pompeo,Mike Pompeo,Yordania,Yordania,Yordania,Washington,Washington,Washington,CIA,CIA,CIA","tag_service":"0","tag_total":"4","tag_soundex":"","attach_token":"3772287654","attach_date_register":"2019-01-09 09:42:54","attach_id":"443975","attach_file_ext":"jpg","attach_file_header":"image\/jpeg","attach_img_type":"2","attach_img_width":"800","attach_img_height":"450","attach_file_media":"1","attach_show_watermark":"1","score_average":null,"score_count":null,"score_date_last":null,"visit_count":"1300","visit_date_last":"2024-11-30 23:20:18","attach_title":"Motif Lawatan Pompeo ke Timur Tengah 2","node_title":"Berita,Berita Terbaru,Timur Tengah","ot_node_left_right":"[{\"node_id\":305, \"left\":2, \"right\":3},{\"node_id\":328, \"left\":6, \"right\":7},{\"node_id\":342, \"left\":47, \"right\":48}]"}]]