Friday 29 March 2024 
qodsna.ir qodsna.ir

Kenapa Aneksasi Tepi Barat Gagal? Karena Benjamin Netanyahu

Sirna sudah harapan Benjamin Netanyahu untuk menjarah 30% Tepi Barat pada tanggal 1 Juli kemarin. Salah satu media Israel, Haaretz mengamati faktor di balik pukulan telak yang harus diterima kehormatan rezim serta sosial Zionis.

“Gagal karena sejak awal aneksasi Tepi Barat hanyalah satu opini pengalihan akan kejahatan finansial Benjamin Netanyahu.” Ya inilah faktor utama sorotan Haaretz. Media Israel tersebut menunjuk Netanyahu sebagai biang keladi semuanya.

Tak seperti biasanya, di awal analisa, Haaretz menceritakan satu cerita kuno Yahudi. Kemudian Haaretz mengatakan, Benjamin Netanyahu mengawali opini aneksasi Tepi Barat dalam sesi wawancaranya dengan Chanel 12, yaitu di awal masa kampanye sebelum Pemilu di Palestina Pendudukan.

“Sedari itu pula, opini tersebut hanyalah satu opini untuk mengalihkan warga, tak lebih,” jelas Haaretz.

“Opini ini selalu berhasil membelah fokus peserta Pemilu. Itu adalah perangkat terbaik Netanyahu, bahkan opini itu juga digunakan sebagai senjata untuk menutupi kemalangannya melawan Coronavirus. Pengalihan aneksasi telah menjadikan COVID-19 mengamuk di gelombang kedua di Palestina Pendudukan.”

Efek opini aneksasi tidak hanya terbatas pada internal Israel, tetapi juga internasional tentunya karena aksi-aksi Netanyahu yang terus berupaya mendapatkan dukungan antek-antek luar negeri.

“Aneksasi Tepi Barat juga berpengaruh ke opini dunia. Sudah bertahun-tahun, dunia menekan Israel untuk menghentikan kolonialisme dan menuntut rezim Zionis untuk mundur dari Palestina sehingga memberikan kesempatan untuk rakyat membangun Palestina merdeka.

Namun semenjak opini aneksasi Tepi Barat dilempar, arah angin lebih memihak Benjamin Netanyahu”, hemat Haaretz.

Meski demikian, Haaretz menyayangkan dan mengatakan bahwa PM Benjamin Netanyahu tidak memiliki program aneksasi.

“Tidak ada satupun program. Tidak ada jadwal waktu. Tidak ada draf dokumen legalisasi wilayah yang dipaparkan ke Kabinet. Semua ini menguatkan bahwa aneksasi Tepi Barat, tak lebih dari satu janji Pemilu samar kepada pendukung sayap kanannya.”

1 Juli kemarin adalah janji realisasi aneksasi Tepi Barat di bawah dukungan Amerika Serikat. Tak pelak ombak protes menderu dari dalam Palestina hingga dunia.

Gerakan-gerakan Palestina membongkar rancangan tersebut sebagai titipan tertulis dalam deal of the century. Dan merekapun menuntut pemutusan relasi dengan Amerika dan Israel.

Terjadi perubahan arah besar, Gabi Ashkenazi, Menlu Israel, mengungkapkan keraguannya, demikian juga Benny Gantz yang mulai khawatir akhir-akhir ini.




Users Comments

Videos

Qods News Agency


©2017 Kantor Berita Qods. All Rights Reserved