Thursday 28 March 2024 
qodsna.ir qodsna.ir

Wawancara Eksklusif
Dubes Yaman Soal
Kelanjutan Agresi Saudi

Ibrahim Mohammed al-Dailami

Duta Besar Yaman untuk Republik Islam Iran Ibrahim Mohammed al-Dailami mengatakan, Yaman tidak membutuhkan bantuan internasional dan dapat mempertahankan dirinya sendiri jika blokade laut, darat dan udara yang diberlakukan oleh koalisi pimpinan Arab Saudi dicabut

"Kami telah menerima bantuan dari PBB dan organisasi internasional. Namun demikian, masalah kita bukanlah menerima bantuan seperti itu. Rakyat Yaman tidak membutuhkan bantuan seperti itu, karena jika blokade dicabut, kami akan dapat memenuhi kebutuhan kami," kata Mohammed al-Dailami dalam wawancara eksklusif dengan kantor berita Iran Press di Tehran pada hari Minggu, 3 Mei 2020.

Dia menambahkan, blokade yang diterapkan pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi terhadap Yaman telah menimbulkan berbagai krisis kemanusiaan, termasuk kelaparan dan merebaknya berbagai penyakit, di mana blokade ini telah memakan banyak korban.

Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi telah memberlakukan blokade habis-habisan terhadap Yaman sejak melancarkan serangan militer dahsyat ke negara ini dalam lima tahun terakhir.

Blokade telah sangat membatasi pasokan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan untuk warga sipil Yaman. Blokade ini merupakan pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional.

Dubes Yaman untuk Tehran lebih lanjut menyinggung rencana empat pasal yang diusulkan Iran untuk mengakhiri konflik di Yaman dan bisa digunakan sebagai dasar untuk mengakhiri agresi militer Arab Saudi ke negara itu.

"Rencana Iran disajikan pada awal agresi Arab Saudi ke Yaman, dan saya percaya bahwa rencana itu dapat digunakan sebagai dasar untuk mengakhiri perang, tetapi mengingat lima tahun sejak agresi, rencana ini harus diperluas, dikembangkan dan ditinjau sehingga itu bisa mendapatkan dukungan regional dan internasional," ujarnya.

Ketika di tanya soal tujuan agresi Arab Saudi ke Yaman, Mohammed al-Dailami menjelaskan, agresi Arab Saudi ke Yaman bertujuan untuk mendapatkan kembali kekuatan geopolitiknya, membuka jalan bagi Mohammad Bin Salman naik tahta, mengangkat kembali tokoh-tokoh politik yang didukung Arab Saudi di Yaman, dan normalisasi hubungan dengan rezim Zionis Israel.

Dubes Yaman untuk Iran juga menyinggung perluasan agresi di Yaman dan bagaimana badan-badan internasional bertindak sesuai dengan tugas mereka.

"Dampaknya adalah bencana besar dan organisasi internasional bahkan tidak memenuhi tugas mereka dalam hal ini," tuturnya.

Mohammed al-Dailami juga ditanya apakah Yaman telah melakukan upaya di arena internasional untuk menerima kompensasi perang dari Arab Saudi dan sekutunya.

"Menurut hukum internasional, Arab Saudi dan sekutunya harus membayar kompensasi kepada Yaman untuk agresi dan hari itu akan datang ketika kita akan mendapat ganti rugi," jawabnya.

Kinerja PBB Mengatasi Konflik di Yaman

Duta Besar Yaman untuk Iran  mengkritik kinerja Wakil PBB untuk Yaman Martin Griffiths, dan mengatakan bahwa kinerja perwakilan PBB saat ini mencerminkan buruknya kinerja lembaga internasional dalam mengatasi persoalan di Yaman.

"Kinerja Griffiths sejauh ini mengecewakan," ujarnya.

Mohammed al-Dailami juga ditanya tentang bagaimana dan dari negara mana Yaman menerima bantuan kemanusiaan.

"Bantuan kemanusiaan hanya diterima melalui organisasi internasional dan PBB karena Yaman diblokade dan dikepung. Masalah besar di Yaman bukanlah bantuan kemanusiaan, tetapi blokade," jelasnya.

Tidak Ada Negosiasi Politik antara Yaman dan Arab Saudi

Dubes Yaman untuk Tehran juga menyinggung klaim adanya negosiasi politik untuk mengakhiri perang di Yaman.

"Tidak ada negosiasi politik. Faktanya adalah bahwa Arab Saudi menyesatkan publik dan mengklaim bahwa negosiasi politik sedang berlangsung. Tentu saja, PBB membuat kontak dan komunikasi, tetapi kami tidak dapat mengatakan bahwa negosiasi politik sedang berlangsung," kata Mohammed al-Dailami.

Mengenai klaim dan tuduhan bahwa Iran memasok senjata ke Yaman, Duta Besar Yaman untuk Tehran mengatakan, rampasan perang yang diperoleh tentara dan Komite Rakyat di Yaman dan di dalam wilayah Arab Saudi membuat kita tidak perlu berurusan dengan masalah menerima bantuan senjata.

"Bagaimana Yaman dapat menerima senjata dan amunisi ketika sedang diblokade?" tanyanya.

Peran Uni Emirat Arab di Yaman

Dubes Yaman untuk Iran juga ditanya soal apa peran Uni Emirat Arab (UEA) di Yaman dan tujuannya.

"UEA memainkan peran kotor di Yaman dan menarik diri dari beberapa bagian negara dengan cara teatrikal, tetapi masih ada di selatan Yaman dan Aden serta mendukung kelompok afiliasinya. Tujuannya adalah untuk menghancurkan bagian selatan," jelasnya.

Ketika ditanya apakah Arab Saudi memiliki keinginan serius untuk mengakhiri perang di Yaman, Mohammed al-Dailami menjelaskan, Arab Saudi tidak memiliki keinginan serius untuk mengakhiri perang di Yaman, karena jika memiliki keinginan serius untuk mengakhiri perang agresif ini, negara itu akan menyatakan akhir perang dan memulai negosiasi politik tanpa syarat.

Arab Saudi harus Diperkenalkan sebagai Pihak yang Memulai Perang

Dubes Yaman untuk Iran juga ditanya soal bagaimana perang di negaranya bisa berakhir.

"Jika Arab Saudi ingin menarik diri dari perang di Yaman, Riyadh harus diperkenalkan sebagai pihak yang memulai perang dan agresi dan harus mengakui pemerintahan Sanaa," tegasnya.

Arab Saudi dan sejumlah sekutu regionalnya melancarkan agresi militer ke Yaman pada Maret 2015 untuk mengembalikan kekuasaan Abd Rabbuh Mansur Hadi dan menghancurkan gerakan rakyat Yaman Ansarullah.

Proyek Data Perisitiwa dan Lokasi Konflik Bersenjata yang bermarkas di Amerika Serikat (ACLED), sebuah organisasi penelitian konflik nirlaba, memperkirakan bahwa agresi Arab Saudi ke Yaman telah merenggut nyawa lebih dari 100.000 orang selama lima tahun terakhir.

Lebih dari setengah rumah sakit dan klinik Yaman telah hancur atau ditutup selama serangan militer pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi, dan didukung secara militer oleh Inggris, AS dan negara-negara Barat lainnya.

Setidaknya 80% dari 28 juta populasi penduduk Yaman bergantung pada bantuan untuk bertahan hidup dalam apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Menurut pejabat bantuan utama PBB, Mark Lowcock, korban sipil telah meningkat setiap bulan sejak Januari. 




Users Comments

Videos

Qods News Agency


©2017 Kantor Berita Qods. All Rights Reserved