Rahbar: Shalat di Masjid Al Aqsa adalah Harapan yang Realistis

Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Senin (22/7/2019) dalam pertemuan dengan delegasi tingkat tinggi gerakan perlawanan Islam Palesitna, Hamas menilai isu Palestina sebagai masalah pertama dan terpenting bagi Dunia Islam.

Ia menambahkan, Hamas ada di jantung gerakan Palestina, sebagaimana juga Palestina berada di jantung gerakan Dunia Islam.

Ayatullah Khamenei menganggap perlawanan dan perjuangan rakyat Gaza dan penduduk pesisir Barat Sungai Jordan adalah pemberi kabar gembira kemenangan.

"Salah satu alasan permusuhan terhadap Republik Islam Iran adalah masalah Palestina, namun semua permusuhan dan tekanan itu tidak akan membuat Iran mundur dari sikapnya terkait Palestina, karena mendukung Palestina adalah masalah agama dan keyakinan," ujarnya.

Rahbar menjelaskan, menjauhnya sebagian negara antek Amerika Serikat semacam Arab Saudi dari masalah Palestina adalah sebuah kebodohan, pasalnya jika mereka mendukung Palestina, mereka bisa meraih keunggulan dari Amerika.

Sehubungan dengan proyek Kesepakatan Abad, Ayatullah Khamenei menuturkan, tujuan dari proyek berbahaya ini adalah menghapus identitas Palestina dari setiap warga dan pemuda Palestina, dan jangan biarkan mereka menghapus identitas ini dengan iming-iming uang.

Menurut Rahbar, apa yang dikatakan Sekjen Hizbullah Lebanon, Sayid Hassan Nasrullah, Insyaallah saya akan shalat di Masjid Al Aqsa, bagi kami adalah sebuah harapan yang sepenuhnya realistis dan bisa diwujudkan.

Akan tetapi, imbuhnya, salah satu prasyarat terwujudnya harapan itu adalah sikap tegas dan perlawanan sebagaimana disampaikan oleh Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh dalam suratnya, jika kita semua melaksanakan kewajiban kita, maka janji Allah Swt pasti terwujud.

Sementara itu Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Saleh Al Arouri dalam pertemuan itu menyampaikan terimakasih atas dukungan Iran terhadap rakyat Palestina dan mengatakan, langkah permusuhan apapun terhadap Iran pada kenyataannya adalah permusuhan terhadap Palestina dan gerakan perlawanan.

Sumber: Parstoday