Thursday 28 March 2024 
qodsna.ir qodsna.ir

AS Dianggap akan Meraih Nasib Seperti Uni Soviet di Afghanistan

Amerika Serikat diaggap tidak akan meraih kemenangan bila tetap bersikukuh untuk menetap di Afgahnistan. Washington diminta untuk mengambil pelajaran dari apa yang menimpa Uni Soviet.

Menurut laporan Kantor Berita Qods (Qodsna) Stephen Lendman, seorang penulis dan pembawa acara radio yang berbasis di Chicago, mengomentari peringatan Taliban kepada Amerika Serikat dalam sebuah wawancara dengan Press TV.

 

Kelompok militan pada hari Kamis (27/12) memperingatkan, Amerika Serikat akan menghadapi nasib yang sama dengan Uni Soviet pada 1980-an jika mereka tidak segera angkat kaki dari Afghanistan.

 

Juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa pasukan AS harus mengabil pelajaran dari musuh Perang Dingin mereka, Uni Soviet.

 

“Waspadalah dari kekalahan Soviet di Afghanistan dan tinggalkan pikiran untuk menguji keberanian orang-orang Afghanistan yang sudah terbukti,” kata Mujahid.

 

Soviet menarik diri dari Afghanistan pada tahun 1989. Rezim tersebut mengakhiri pendudukan selama satu dekade dan memicu perang saudara berdarah. Uni Zoviet juga berperan dalam terbentuknya kelompok-kelompok radikal seperti Taliban.

 

Amerika Serikat – di bawah kepresidenan George W. Bush – dan sekutunya menyerang Afghanistan pada 7 Oktober 2001 sebagai bagian dari apa yang disebut perang melawan teror Washington. Serangan itu menggulingkan rezim Taliban dari kekuasaan, tetapi setelah lebih dari satu setengah dekade, pasukan asing masih dikerahkan ke negara itu.

 

Setelah menjadi presiden pada 2008, Presiden Barack Obama, seorang Demokrat, bersumpah akan mengakhiri perang Afghanistan – salah satu konflik terpanjang dalam sejarah AS – tetapi dia gagal menepati janjinya.

 

Presiden Donald Trump, yang telah berbicara menentang perang Afghanistan, telah menjuluki invasi tahun 2001 dan mengikuti pendudukan Afghanistan sebagai “perang Obama”.

 

Namun Trump juga telah mengumumkan untuk mengerahkan ribuan pasukan lagi ke negara yang dilanda perang, menandakan perubahan kebijakan.




Related Contents

Presenter Press TV Ditangkap di AS

Presenter Press TV Ditangkap di AS

Televisi Press TV mengkonfirmasikan penangkapan salah satu presenter perempuannya tanpa dakwaan apapun di Amerika Serikat.

|

Zarif: Iran lebih Kuat dari yang Diperkirakan AS

Zarif: Iran lebih Kuat dari yang Diperkirakan AS

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Mohammad Javad Zarif Jumat malam (11/1) saat merespon program Amerika menggelar forum anti Iran di Warsawa, Polandia dalam tweetnya menulis, mereka yang berpartisipasi di sandiwara terbaru anti Iran, mereka itu mati atau tidak memiliki kehormatan ataupun telah terkucil.

|

Users Comments

Videos

Qods News Agency


©2017 Kantor Berita Qods. All Rights Reserved