Helikopter rezim Zionis Israel Sabtu dini hari (29/13) dilaporkan menyerang Jalur Gaza dengan roket.
Kantor Berita Qods (Qodsna) melaporkan, berbagai sumber Palestina menyatakan, helikopter Israel tersebut membombardir selatan Jalur Gaza.
Hingga berita ini diturunkan belum ada laporan yang dirlis mengenai korban dan kerugian dari serangan ini.
Militer Israel mengklaim bahwa serangan tersebut sebagai respon atas penembakan sebuah roket dari Jalur Gaza ke arah distrik Zionis di selatan Palestina pendudukan.
Israel sejak Desember 2017 menginstruksikan babak baru serangan udara ke Jalur Gaza.
Selama serangan Israel ke Gaza, hingga kini tercatat ribuan warga Palestina gugur dan terluka.
Jalur Gaza diblokade dari darat, udara dan laut oleh Israel sejak tahun 2006 dan warga kawasan ini menghadapi kesulitan besar akibat blokade tersebut.
Sebuah media rezim Zionis Israel melaporkan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menginstruksikan pengambilan langkah baru untuk mencegah pengiriman bantuan finansial ke Jalur Gaza yang diblokade lebih dari 12 tahun.
Anggota senior Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), Issa al-Nassar menyebut tujuan dari rencana Amerika Serikat "Transaksi Abad" adalah memisahkan Jalur Gaza dari Tepi Barat Sungai Jordan.
Kementerian Pertahanan Suriah mengumumkan bahwa jet tempur rezim Zionis Israel menembakkan puluhan rudal ke beberapa target di barat dan barat daya pinggiran Damaskus, ibu kota Suriah pada Selasa malam, 25 Desember 2018.
Kamis malam lalu, rezim Zionis telah meluncurkan serangan roket terhadap sekitar 70 target di Suriah serangan tersebut berlangsung sekitar 45 menit. Sistem pertahanan udara Suriah membalas jawab serangan tersebut dengan reaksi cepat, artikel ini membahas motif-motif rezim Israel meluncurkan serangan semacam itu.
social pages
instagram telegram twiter RSS