Hizbullah Irak: Menarik Pasukannya dari Suriah, AS Mengaku Kalah
Hizbullah Irak menyebut penarikan pasukan Amerika Serikat dari Suriah sebagai bukti kekalahan strategis militer negara itu.
Kantor Berita Qods (Qodsna) melaporkan, Hizbullah Irak mengatakan, Amerika bermaksud merekonstruksi kehadiran kelompok teroris di wilayah lain dengan bantuan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, tapi upaya ini gagal.
Hizbullah Irak menjelaskan, penempatan pasukan Amerika di Asia Barat menambah kuat teroris Takfiri di kawasan.
Presiden Amerika Donald Trump pada 19 Desember 2018 setelah tujuh tahun gagal menggulingkan pemerintahan sah Suriah, mengumumkan akan menarik pasukan negara itu dari Suriah.
Kehadiran pasukan Amerika di Suriah tidak pernah mendapat persetujuan PBB atau pemerintah Suriah sendiri.
Sekjen Gerakan Perlawanan Islam Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah Sabtu (25/05) bertepatan dengan peringatan ke-19 kemenangan muqawama melawan Israel dan pembebasan penuh Lebanon dari pendudukan rezim ilegal ini menyampaikan pidato. Pidato ini memiliki beragam dimensi yang patut diperhatikan.
Kepala Dewan Eksekutif Hizbullah, Sayyed Hashem Safieddine menekankan bahwa meskipun disanksi AS, Poros Mukawamah Lebanon dan sekutu-skutunya dalam tahun 2019 adalah lebih kuat dari sebelum-belumnya, menambahkan bahwa ini pasti mengganggu musuh.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hasan Nasrallah menyampaikan pidato pada hari Sabtu 25 Mei bertepatan dengan hari peringatan Perlawanan dan Pembebasan.
Mohammad Sajedi, seorang ahli hubungan internasional dalam wawancara eksklusif dengan Kantor Berita Qods (Qodsna) mengatakan bahwa perjalanan Presiden Suriah ke Iran saat ini dapat dianalisis dalam 3 perspektif.
Salah satu staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengkonfirmasikan sikap pemerintah Myanmar yang memperlambat kunjungan delegasi PBB ke negara bagian Rakhine di barat negara ini.
social pages
instagram telegram twiter RSS