Friday 19 April 2024 
qodsna.ir qodsna.ir

Dialog Yaman Digelar ditengah Ketidakpastian

Dialog damai Yaman antara kubu-kubu negara ini digelar mulai Kamis (6/12) di Stockholm, Swedia.

Perang yang dikobarkan Arab Saudi terhadap Yaman dimulai sejak 25 Maret 2015. Padahal sebelumnya Arab Saudi berkoar mampu mengakhiri perang Yaman hanya dalam tempo satu pekan dan menang. Tapi kini perang tersebut telah berlangsung selama 45 bulan dan Riyadh kini berada dalam tekanan hebat untuk menghentikan perang di Yaman.

 

Sampai saat ini telah digelar beberapa kali dialog damai antara kubu Yaman dengan mediasi PBB. Babak pertama dialog antar kubu Yaman digelar pada Januari 2016 di Jenewa Swiss dengan mediasi Ould Cheikh Ahmed, utusan sekjen PBB untuk Yaman kala itu. Tapi perundingan tersebut gagal dan tidak menghasilkan apapun.

 

 

Babak kedua dialog damai Yaman digelar di Kuwait dan dimediasi juga oleh Ould Cheikh Ahmed serta berlangsung selama 100 hari, namun perundingan ini pun tidak berakhir dengan hasil yang diharapkan semua pihak. Sejak Agustus 2016 hingga kini belum pernah digelar perundingan antara kubu Yaman.

 

Faktor utama kegagalan perundingan damai Yaman adalah delegasi yang berafilisi dengan pemerintah Yaman yang telah mengundurkan diri tidak independen dan mereka sangat bergantung dengan Riyadh. Faktor lainnya adalah eskalasi serangan jet-jet tempur Arab Saudi bersamaan dengan berlangsungnya perundingan damai.

 

Kini perundingan di Swedia digelar atas inisiatif Martin Griffiths, utusan khusus sekjen PBB untuk Yaman. 12 orang dari delegasi pemerintah Yaman yang telah mengundurkan diri terbang ke Stockholm dari Riyadh. Hal ini mengindikasikan bahwa secara tidak langsung, Riyadh hadir di perundingan Swedia dan delegasi ini masih tetap tidak memiliki independensi.

 

Tiga agenda perundingan saat ini berbeda dengan dua perundingan tahun 2016. Pertama bahwa akibat 45 bulan perang dan pemboman setiap hari, Yaman mengalami tragedi kemanusiaan terbesar selama beberapa dekade terakhir. Berlanjutnya perang dapat menciptakan domino kematian akibat wabah dan kelaparan di Yaman.

 

Kedua, Arab Saudi berada di bawah tekanan hebat untuk mengakhiri perang di Yaman dan menyaksikan peningkatan kemampuan pertahanan komite rakyat dan militer Yaman.

 

Ketiga, berbeda dengan dua pertemuan tahun 2016 di Jenewa dan Kuwait, Gerakan Ansarulalh dan pemerintah Yaman yang mengundurkan diri sebelum dimulainya perundingan mencapai kesepakatan terkait pertukaran 1500-2000 tawanan dan pelaksanaan kesepakatan ini akan dijalankan setelah perundingan Swedia.

 

Bushra al-Maqtari dalam sebuah analisanya yang dimuat Koran al-Arabi al-Jadid cetakan London menulis, "Transformasi politik internal dan kawasan menunjukkan kemajuan baru di kondisi Yaman. Selain keseimbangan di medan perang, masyarakat internasional telah lelah atas kondisi dan penderitaan rakyat Yaman."

 

Poin akhir adalah meski ada atmosfer baru terkait krisis Yaman dan indikasi kecenderungan pemain Barat untuk mengakhiri perang ini, namun demikian indek terpenting dari perundingan Swdia adalah tidak adanya keyakinan atas hasil yang memuaskan dari pertemuan tersebut.

 

Dalam hal ini, sebuah sumber diplomatik di Dewan Keamanan PBB dalam wawancaranya dengan kantor berita Perancis menyatakan, "Tidak ada banyak harapan dari perundingan ini dan hanya ada sedikit peluang bagi dialog ini untuk mencapai kemajuan berarti. Alasan rasa pesimis ini adalah bersamaan dengan kehadiran kubu Yaman di Swedia, serangan koalisi Arab Saudi ke berbagai wilayah Yaman semakin meningkat.

 

Sejaitnya isu utama adalah pemerintah Yaman yang telah mengundurkan diri ketika bertolak ke Swedia untuk berunding, mereka tidak memiliki wewenang untuk mengakhiri perang, karena Arab Saudi dan sekutunya yang berperang melawan Yaman dan pemerintah Abd Rabbuh Mansur Hadi dalam kondisi paling lemah selama krisis di Yaman."




Related Contents

Rudal Yaman Hantam Posisi Pasukan Bayaran Saudi di Hajjah

Rudal Yaman Hantam Posisi Pasukan Bayaran Saudi di Hajjah

Unit rudal militer dan pasukan relawan rakyat Yaman Selasa malam (15/1) menembakkan sebuah rudal balistik produk dalam negeri Zilzal-1 menarget posisi pasukan bayaran Arab Saudi di al-Nar, Provins Hajjah, barat laut Yaman.

|

Myanmar Larang Petinggi PBB Kunjungi Rakhine

Myanmar Larang Petinggi PBB Kunjungi Rakhine

Salah satu staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengkonfirmasikan sikap pemerintah Myanmar yang memperlambat kunjungan delegasi PBB ke negara bagian Rakhine di barat negara ini.

|

Kebingungan AS Soal Penarikan Pasukan dari Suriah

Kebingungan AS Soal Penarikan Pasukan dari Suriah

Sekalipun Donald Trump Presiden Ameriia Serikat telah mengumumkan tentang penarikan pasukan AS dari Suriah pada 19 Desember 2018, tapi pernyataan dan sikap kontroversial para pejabat AS menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang masalah ini dan bahkan bagaimana hal itu diwujudkan.

|

Users Comments

Videos

Qods News Agency


©2017 Kantor Berita Qods. All Rights Reserved