Wednesday 24 April 2024 
qodsna.ir qodsna.ir

Lebanon Menekan PBB Menindaklanjuti Kejahatan Perang Israel

Kementerian Luar Negeri Lebanon menuntut Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan penyelidikan terhadap kejahatan rezim Zionis Israel tahun 1982 menenggelamkan kapal yang membawa pengungsi Lebanon di Tripoli.

Kantor Berita Qods (Qodsna) - Kementerian Luar Negeri Lebanon menolak pernyataan "kesalahan perhitungan" dalam pernyataan yang dikeluarkan pada hari Minggu (25/11) oleh rezim Zionis yang mengklaim bahwa kapal selam Israel menembak kapal yang membawa pengungsi Lebanon pada tahun 1982. Dalam serangan kapal selam militer Zionis terhadap kapal yang mengangkut 56 pengungsi Lebanon di pesisir pantai Lebanon pada musim panas tahun 1982, selama perang terhadap Lebanon mengakibatkan dua puluh lima orang tewas.

 

Kemenlu Lebanon hari Minggu mengeluarkan pernyataan yang menyinggung pengakuan rezim Zionis menarget kapal pengangkut para pengungsi Lebanon, seraya mengingatkan tanggal pembunuhan rezim ini terhadap warga sipil dan menyerang serta menguasai fasilitas layanan. Ini bukan pertama kalinya rezim Zionis menyerang kapal bantuan kemanusia atau pembawa bantuan kemanusiaan internasional.

 

Pada Mei 2010, kapal Mavi Marmara Turki, salah satu armada kapal Pembebasan 1 di perairan Gaza yang diserang oleh komando Angkatan Laut Zionis Israel, di mana puluhan pekerja bantuan kemanusia tewas atau terluka.

 

Pengadilan Kriminal Internasional menganggap serangan Zionis terhadap sebuah kapal Turki pada Mei 2010 sebagai kejahatan perang. Dalam hal ini, Kantor Jaksa Pengadilan Pidana Internasional mengakui bahwa rezim Zionis telah melakukan kejahatan perang dalam serangan terhadap kapal Turki Mavi Marmara dan pembunuhan sembilan aktivis yang cinta damai. Pada saat yang sama, Kantor Kejaksaan Pengadilan Kriminal Internasional telah mempertimbangkan kasus ini keluar dari yurisdiksi pengadilan ini!

 

Surat kabar The Guardian Inggris mengutip dari beberapa pejabat dari Pengadilan Pidana Internasional menulis bahwa persidangan itu di bawah tekanan Amerika Serikat dan beberapa negara Barat untuk menyelidiki kejahatan rezim penjajah Israel melawan Palestina di Jalur Gaza.

 

Sementara itu, kejahatan perang Israel tidak terbatas pada masalah ini. Pada 18 April 1996, militer Zionis dengan berbekal persenjataan berat menargetkan sebuah fasilitas penampunan PBB di daerah Qana, Lebanon yang ditempati sebagian besar oleh wanita dan anak-anak. Akibatnya wanita dan anak-anak yang tidak berdaya dan berlindung di gedung PBB itu bergelimpangan darah akibat serangan brutal rezim Zionis Israel ke fasilitas PBB tersebut. Selama kejahatan Zionis yang mengerikan di Qana, 106 orang Lebanon terbunuh dan lebih dari 300 orang terluka.

 

Pada tanggal 16 September 1982, tentara Zionis menduduki Beirut, ibukota Lebanon dan melakukan salah satu pembunuhan paling berdarah dan paling brutal pada abad ke-20 di dua daerah kamp penampungan pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila. Pembunuhan orang-orang Palestina di Sabra dan Shatila berlangsung selama tiga hari (16-17-18 September) dan mengakibatkan lebih dari 5.000 orang tewas.

 

Kejahatan seperti penenggelaman kapal yang membawa pengungsi serta markas PBB di Lebanon oleh rezim Zionis menunjukkan bahwa rezim tidak mengenal batasan untuk memajukan politik ekspansionis dan represifnya. Dasar dari rezim pendudukan Quds ini didasarkan pada kejahatan, kekerasan dan ekspansionis.

 

Kondisi seperti ini terjadi akibat lembaga-lembaga internasional, termasuk berbagai lembaga PBB untuk menangani kejahatan Israel, sehingga membuat rezim ini lebih kurang ajar untuk melanjutkan kejahatannya dan itulah yang telah diperingatkan Menteri Luar Negeri Lebanon.




Related Contents

Myanmar Larang Petinggi PBB Kunjungi Rakhine

Myanmar Larang Petinggi PBB Kunjungi Rakhine

Salah satu staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengkonfirmasikan sikap pemerintah Myanmar yang memperlambat kunjungan delegasi PBB ke negara bagian Rakhine di barat negara ini.

|

Lebanon: Terorisme Takfiri dan Israel Tidak Berbeda

Lebanon: Terorisme Takfiri dan Israel Tidak Berbeda

Kepala keamanan publik Lebanon seraya menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan antara terorisme Takfiri dan Israel menambahkan, terorisme Israel juga seperti terorisme yang lain tengah mengalami kehancuran.

|

Kebingungan AS Soal Penarikan Pasukan dari Suriah

Kebingungan AS Soal Penarikan Pasukan dari Suriah

Sekalipun Donald Trump Presiden Ameriia Serikat telah mengumumkan tentang penarikan pasukan AS dari Suriah pada 19 Desember 2018, tapi pernyataan dan sikap kontroversial para pejabat AS menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang masalah ini dan bahkan bagaimana hal itu diwujudkan.

|

Users Comments

Videos

Qods News Agency


©2017 Kantor Berita Qods. All Rights Reserved