Tuesday 16 April 2024 
qodsna.ir qodsna.ir

Trump, Antara
Bin Salman dan
Erdogan

Oleh: Beritadunia

Kasus Khashoggi menarik Donald Trump, Presiden AS, dalam dua pilihan antara Mohammad bin Salman, Putra Mahkota Saudi, tersangka instruktor pembunuhan sadis jurnalis kondang Washington Post dan Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki, tersangka pelanggar HAM, yang telah memusuhi AS sama seperti Rusia dan Iran.

 

“Donald Trump beserta sekutu Turki dan Saudinya harus merenung siapakah pihak yang butuh kepada Iran saat ini. Sedari Jamal Khashoggi hilang di gedung Konsulat Saudi di Turki, Erdogan menguak wajah negatif Saudi dengan taktik mulus. Turki terus mengolah kasus ini agar tetap panas sehingga menutup pintu upaya AS untuk membela sahabat sejatinya, Mohammad bin Salman. Kini struktur dan strategi AS untuk menyingkirkan Iran dari Timteng mengalami kemunduran”, tulis Yahoo News menganalisa situasi AS di bawah efek kasus Khashoggi.

 

Aliran laporan Erdogan tentang kasus Khashoggi telah melemahkan riwayat baik Arab Saudi. Bahkan AS sendiri mensifati pernyataan Saudi dengan alasan terburuk untuk lari dari kenyataan. Pernyataan terakhir Riyadh tidak akan bisa membantu mereka keluar dari krisis ini. Saudi menyatakan bahwa ada tim beranggotakan 15 orang dekat Bin Salman yang dikirim ke Turki untuk memulangkan Jamal Ahmad Khashoggi hidup-hidup. Namun tiba-tiba ketua tim mengambil keputusan dengan melenyapkan Khashoggi dengan cairan keras. Turki, yang memiliki bukti rekaman suara, menyebarkan dan kini klaim Saudi itu menemui jalan buntu.

 

Jumat lalu, CIA dengan yakin mengambil kesimpulan akhir bahwa pembunuhan Khashoggi murni instruksi Mohammad bin Salman, Putra Mahkota Saudi. Erdogan menyebut pembunuhan itu sebagai hal terkeji dan melenceng dari sifat suci manusia.

 

“Pembunuhan Khashoggi membuat Erdogan memiliki banyak kesempatan untuk memainkan strategis etis untuk melemahkan lawannya, Bin Salman, serta memisahkan Saudi-AS. Yang terlupakan di sini adalah Erdogan sendiri adalah pemimpin yang berupaya untuk menghancurkan sistem internasional liberal pimpinan Amerika Serikat. Dengan mudah, Erdogan tahan jurnalis dan oposisi politiknya. Ribut tentang diplomasi sandera dengan Washington, terus mengutuk kebijakan AS atas Iran, melemahkan operasi Pentagon melawan ISIS dan menciptakan magnet yang menarik semua pihak ke Iran dan Rusia. Kasus Khashoggi hanya membuat Turki semakin kurang ajar dan berani”, tegas Aykan Erdemir, mantan anggota Parlemen Turki yang kini menjadi anggota senior instansi pembelaan demokrasi di Washington.

 

Berdasarkan hal ini, kasus Khashoggi menarik Donald Trump berada di tengah dua pilihan berat. Salah satunya tersangka pembunuhan dan sumber krisis kemanusiaan di Yaman. Dan satu pihak lain, Erdogan, salah satu pelanggar HAM yang pernah menahan warga AS demi menusukkan pengaruhnya di Washington. Yang dilupakan dari hal ini adalah strategi Donald Trump, Presiden AS, untuk mempertahankan Bin Salman dan Saudi demi melawan Iran dan menjalankan Deal of the Century Israel-dunia Arab.

 

“Saudi memiliki peran khusus dalam strategi pemerintahan Trump di Timteng, yang bersandar pada hubungan pribadi keluarga Donald Trump dan Putra Mahkota. Keluarga kerajaan juga tidak mempermasalahkan hubungan ini. Tapi tidak mungkin Pemerintah Demokratik seperti kita meminta bantuan mereka dalam menjalankan strategi luar negerinya. Saya puji strategi AS atas Iran, namun  strategi AS dengan Putra Mahkota sedang dalam masalah dan berefek pada ranah pengambilan keputusan. Begitu juga dengan sekutu AS yang lain yaitu Turki. Erdogan mencurahkan semua kemampuannya untuk menundukkan lawannya di Timteng, yaitu Arab Saudi, bahkan ingin memutus hubungan Washington-Riyadh”, jelas Eric Edelman, mantan Duta AS di Turki yang kini menjadi penasehat analisa strategi dan anggaran di Washington.

 

Nasib Bin Salman dalam kasus Khashoggi sangatlah penting. Karena hubungan AS-Saudi sudah sangat luas dan kini terancam. Strategi Donald Trump hancur lebur pasca keluar dari JCPOA, bergantung pada krisis Yaman dan hubungan Israel-Palestina.




Users Comments

Videos

Qods News Agency


©2017 Kantor Berita Qods. All Rights Reserved