Saturday 27 April 2024 
qodsna.ir qodsna.ir

Mayday, Mayday Mohammad bin Salman

Media Barat menambah amunisi tekanannya atas Bin Salman secara mengejutkan mereka melaporkan bahwa hasil akhir penyelidikan CIA yang menyatakan, MBS mengeluarkan perintah pembunuhan Jamal Khashoggi.

Beberapa media Barat menambah amunisi tekanannya atas Bin Salman secara mengejutkan mereka melaporkan bahwa hasil akhir penyelidikan CIA yang menyatakan, Mohammad bin Salman, Putra Mahkota Saudi, mengeluarkan perintah pembunuhan Jamal Ahmad Khashoggi, kritikus istana Riyadh. Pernyataan CIA ini tentu mengusik ketenangan Bin Salman.

 

Sejak kemaren malam, kasus Khashoggi memasuki periode sensitif dan berbahaya lebih dari sebelumnya. Riyadh sudah berkali-kali menghindar dari pemberitaan buruk hingga menolaknya. Kini salah satu organisasi penyelidikan terbesar dunia meyakini bahwa Bin Salman sendiri yang mengeluarkan perintah pembunuhan Khashoggi.

 

Washington Post dalam salah satu liputannya melaporkan, hasil akhir penyelidikan CIA membuktikan bahwa jurnalis kondang, Jamal Ahmad Khashoggi terbunuh di gedung Konsulat Saudi di Turki pada tanggal 2 oktober. Hasil penyelidikan CIA ini bertentangan dengan klaim Istana Raja Salman yang menyatakan bahwa Bin Salman tidak tahu menahu tentang pembunuhan tersebut.

 

Penyelidikan CIA menjadi penguat kepastian campur tangan Bin Salman dalam pembunuhan Khashoggi. Sebelum menyampaikan hasil akhir ini, CIA telah memeriksa beberapa bukti.  Salah satunya bukti telpon Pangeran Khalid bin Salman, Duta Saudi di Washington, dengan Khashoggi. Dalam telpon Khashoggi diperintahkan untuk pergi ke Konsulat Saudi di Turki untuk mengurus pernihakan dan mereka juga menjanjikan keselamatan Jurnalis tersebut. Sampai saat ini, belum diketahui apakah Khalid mengetahui rencana pembunuhan ini atau tidak? Yang jelas bukti menyatakan bahwa Khalid diperintah Bin Salman, kakak Khalid, untuk berbuat demikian.

 

Khalid merespon keras laporan Washington Post tersebut dan menyebutnya hoaks. Ia meyakinkan bahwa ia tidak menelpon Khashoggi sama sekali. Yang menjadi titik perhatian di sini adalah Khalid hanya membela diri sendiri. Sama sekali tidak menyinggung sang kakak, Mohammad bin Salman, tersangka utama. Selain hal ini, adalah sebuah realita jika Khalid adalah pihak yang menyuruh Khashoggi untuk merujuk ke Konsulat Saudi di Turki, entah via telpon atau tidak. Realita ini telah menjadi jalan FBI untuk masuk ke lubung kasus.

 

Berbeda dengan yang lain, CIA menyebutkan bahwa Khalid dan Bin Salman berperan dalam kasus ini.

 

Jalan Buntu

Sejak Khashoggi hilang di gedung Konsulat, Saudi melemparkan banyak kisah. Cerita terakhirnya diluncurkan hari kamis kemaren. Riyadh mengakui jika tubuh Khashoggi telah dimutilasi. Memang mengakui, namun di kala itu juga ia berupaya menyelamatkan Bin Salman. Semua riwayat yang diterbitkan Istana, bertentangan dengan data-data yang disebarkan Turki.

 

Mayoritas riwayat Istana menyebutkan bahwa pembunuhan Khashoggi adalah hasil persepsi petugas lapangan sendiri yang diputuskan pasca Khashoggi masuk gedung Konsulat. Turki melaporkan bahwa Ankara memiliki rekaman suara durasi 15 menit yang berisi percakapan tim teror sebelum Khashoggi masuk gedung. Dalam rekaman tersebut, tim membahas pembagian tugas dan metode pembunuhan.

 

Semua bukti ini diteliti oleh CIA dan menyimpulkan bahwa Bin Salman memerintah dan merencanakan semua pembunuhan ini.

 

Pasca laporan CIA ini, semua jalan bagi Bin Salman tertutup. Donald Trump, Presiden AS, terus memaksakan diri untuk membela sang sekutu sejati, kendati media Barat sudah menghujam Bin Salman sejak awal sekaligus mengutuk Gedung Putih yang santai. Kini CIA turun gunung dan membuktikan Bin Salman sebagai otak di belakang kasus Khashoggi. Tekananpun berlipat kepada Gedung Putih dan Istana Riyadh.

 

Dalam tubuh klaim CIA ini, ada dua skenario yang sedang dijalankan. Pertama; CIA sadar bahwa Donald Trump memihak Bin Salman. Hasil akhir penyelidikan disebarkan, untuk menekan Trump. Kedua; Pemerintah Amerika memutuskan untuk menguak kasus Khashoggi. Sekalipun kenyataan akan menjatuhkan Bin Salman. Dan Langkah CIA ini lebih menguatkan skenario kedua.

 

Metode laporan hasil penyelidikan ke media sangat perlu diperhatikan. Washington Post adalah media pertama yang melansir berita ini. Sedangkan media lain seperti New York Times, Reuters, CNN dan lainnya hanya menegaskan liputan tersebut.

 

Biasanya ketika satu berita disebarkan ke media secara bersamaan, kemungkinan besar seorang sumber tidak takut untuk mengumbar beritanya. Selain itu, jikalau Trump tidak setuju dengan berita yang diungkap, ia pasti mengeluarkan pernyataan.

 

5 jam sebelum laporan CIA, Donald Trump, Presiden AS menghubungi sekutu Turkinya, Erdogan. Keduanya sepakat untuk menguak semua kebenaran kasus. Petinggi AS bukan hanya diam atas laporan CIA tersebut, bahkan beberapa jam pasca liputan CIA, Mike Pence, Wakil Presiden AS, mengeluarkan pernyataan bahwa AS memutuskan untuk menghukum semua pelaku pembunuh Khashoggi.

 

Setelah ada langkah-langkah Gedung Putih yang ingin menutup kasus Khashoggi, Turki langsung membanjiri media dengan berita-berita hangat. Turki mengirim rekaman suara ke beberapa Negara, termasuk AS. Erdogan secara pribadi langsung menunjuk Mohammad bin Salman.

 

Jelas langkah CIA ini memihak Turki. kebijakan CIA menunjukkan bahwa AS mengabulkan bukti Turki, bukan kisah Saudi. Jika langkah CIA ini kita anggap sebagai satu kebijakan Pemerintah Donald Trump, maka kedudukan Bin Salman sangat krisis.

 

Akhir-akhir ini, Departemen Keuangan AS menjalankan boikot atas 17 tersangka pembunuhan Khashoggi. Pasca laporan CIA, ada banyak pertanyaan mengenai masa depan Bin Salman. Apakah AS akan memboikot Bin Salman? Apakah Kongres AS, yang telah diambil alih Demokrat, akan menghukum Bin Salman? Apa bukti jika satu Pengadilan Internasional tidak akan mengadili Bin Salman dengan bukti kuat Turki dan CIA? Jika Turki menuntut pengadilan kasus Khashoggi, bagaimana masa depan putra kesayangan Raja Salman itu?

 

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, perlu waktu lebih banyak. Kendati sebagian analis yakin bahwa langkah terakhir CIA ini adalah sebuah pesan tegas dari instansi umum intelijen AS kepada Donald Trump, Presiden AS, bahwa Mohammad bin Salman tidak lagi layak merajai Saudi di masa depan. AS harus mencari orang lain.




Related Contents

Elit Politik AS Desak Khalid bin Salman Mengundurkan Diri

Elit Politik AS Desak Khalid bin Salman Mengundurkan Diri

Mantan duta besar AS di Riyadh seraya mengkritik pendekatan Gedung Putih terkait pembunuhan Jamal Khashoggi, wartawan dan kritikus Arab Saudi mengtakan, Khalid bin Salman, dubes Saudi di Washington harus mengundurkan diri dari posisinya.

|

Trump: Saya Berdiri Disamping Mohammad bin Salman

Trump: Saya Berdiri Disamping Mohammad bin Salman

Presiden Amerika Serikat Donald Trump Selasa malam (11/12) menekankan dirinya akan tetap mendukung MBS meski ada kritik keras internasional terhadap dia terkait pembunuhan Jamal Kahshoggi.

|

Users Comments

Videos

Qods News Agency


©2017 Kantor Berita Qods. All Rights Reserved