Gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas, Senin (5/11/2018) malam mengeluarkan pernyataan resmi yang mengecam penerapan kembali sanksi sepihak Amerika Serikat terhadap Iran.
Kantor Berita Qods (Qodsna) melaporkan, Hamas menekankan, Amerika selalu berusaha memberikan pelayanan kepada rezim Zionis Israel. Tujuan Amerika menerapkan kembali sanksi terhadap Iran adalah untuk merusak keamanan dan stabilitas kawasan serta melemahkan poros perlawanan.
Hamas juga mengumumkan solidaritas atas rakyat dan pemerintah Iran dan mengatakan, langkah Amerika terhadap rakyat Iran dan Dunia Islam pasti akan gagal.
Departemen Keuangan Amerika, Senin (5/11) menambahkan nama 700 entitas, korporasi, bank, pesawat dan kapal Iran ke daftar sanksinya.
Kepala Dewan Eksekutif Hizbullah, Sayyed Hashem Safieddine menekankan bahwa meskipun disanksi AS, Poros Mukawamah Lebanon dan sekutu-skutunya dalam tahun 2019 adalah lebih kuat dari sebelum-belumnya, menambahkan bahwa ini pasti mengganggu musuh.
Hamas mengumumkan pada hari Minggu bahwa faksi-faksi Palestina dalam konsultasi terus-menerus, untuk bekerja sesuai dengan rencana nasional bersama, untuk melawan Kesepakatan Abad dan proyek-proyek yang ini melepaskan bangsa Palestina.
Mohammad Sajedi, seorang ahli hubungan internasional dalam wawancara eksklusif dengan Kantor Berita Qods (Qodsna) mengatakan bahwa perjalanan Presiden Suriah ke Iran saat ini dapat dianalisis dalam 3 perspektif.
Kepala Biro Politik Hamas menilai langkah Malaysia melarang masuk kontingen atlet rezim Zionis Israel ke negara itu sebagai puncak solidaritas Malaysia terhadap rakyat Palestina dalam melawan rezim Zionis.
Juru bicara Gerakan Hamas, Hazem Qassem mengatakan perlawanan rakyat Palestina termasuk pawai hak kepulangan adalah satu-satunya cara untuk mematahkan seluruh konspirasi musuh.
social pages
instagram telegram twiter RSS