Thursday 28 March 2024 
qodsna.ir qodsna.ir

Pengakuan Mantan Pejabat Keamanan Israel mengenai Ketakutannya terhadap Perang Melawan Iran

Mantan wakil penasehat keamanan nasional Israel, Eran Etzion  telah melakukan sebuah interview yang cukup rinci dengan majalah Haaretz. Dalam interview tersebut ia mengungkapkan berbagai problem yang berkenaan dengan Iran, seperti kerugian perang dengan Iran, ketidakmampuan Israel untuk mengusir Iran dari Suriah, serta berbagai kelemahan strategi dan struktural Israel, dan sejumlah permasalahan lainnya.

Dalam kesempatan kali ini kami akan kutipkan wawancara mantan wakil penasehat keamanan nasional Israel teresebut dengan majalah Haaretz.

Pejabat Israel tersebut mengaku sangat khawatir bila mana Israel akan benar-benar berperang secara militer dengan Iran. Kepada media Israel tersebut Ia mengatakan, “Perang dengan Iran adalah satu hal yang bahkan saya tak ingin untuk membayangkannya.”

Eran Etzion pernah bekerja di Kementerian Luar Negeri Israel pada tahun 1992. Setahun kemudian ia naik pangkat menjadi wakil penasehat keamanan nasional Israel. Pada tahun 2013 ia dipromosikan menjadi salah satu staf utama di Kedutaan Besar Israel untuk Washington. Pada tahun itu berbagai media gencar mengabarkan bahwa sejumlah pejabat di Kementerian Luar Negeri Israel telah membeberkan sejumlah informasi dengan berbagai media secara ilegal. Etzion adalah salah satu dari mereka yang terjerat kasus tersebut.

Diplomat Israel tersebut saat melakukan wawancara dengan Haaretz mengungkapkan bahwa staf di kantor Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel dibuat kebakaran jenggot. Bahkan mereka menyebut pernyataan-pernyataan Etzion sebagai sampah dan omong kosong. Kepada media Israel tersebut ia menjelaskan sejumlah permasalahan Israel berkenaan dengan kekhawatiran perang dengan Iran, lemahnya struktural di Israel serta berbagai pro dan kontra antar pejabat Israel di berbagai permasalahan.

Konsekuensi yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya dari Perang Kontra Hizbullah dan Konsekuensi yang tak dapat diprediksi karena Perang Kontra Iran

Pejabat Israel tersebut mengungkapkan kekhawatirannya bila memang perang dengan Iran benar-benar terjadi. Ia mengatakan, “Pada saat ini titik paling rawan adalah Suriah. Tempat di mana kami saat ini sedang melakukan perang dalam skala kecil. Situasi ini pastinya dapat menjadi semakin memburuk. Karena yang memisahkan kami dengan mereka hanyalah Rusia.”

“Netanyahu selalu mengungkapkan bahwa tujuan kita (di Suriah) adalah mengusir Iran dari Suriah. Para pejabat lainnya juga sering mengucapkan hal yang sama. Ini adalah tujuan yang sebenarnya tak dapat kami wujudkan. Dan bersikeras untuk mewujudkannya hanya akan memicu perang yang sebenarnya, itu pun di dalam situasi yang sangat tidak kondusif seperti ini, di mana Iran diperkuat dengan berbagai kelompok milisi, Hizbullah dan juga campur tangan Turki.”

“Solusi terakhir adalah peran Rusia. Karena Rusia benar-benar menjadi aktor utama dan memiliki akses diplomatik dengan semua pihak, ia mampu menjadi pihak yang paling arogan. Kepada Iran, Rusia berkata satu hal, namun kepada Israel, Rusia mengatakan hal yang berbeda. Hanya satu hal yang pasti: Amerika Serikat sedang berusaha menarik pasukannya dari Suriah. Sebuah peristiwa yang sangat mengguncang adalah: untuk pertama kalinya militer Israel dan Iran berhadap-hadapan secara langsung di medan pertempuran. Saat ini kemungkinan untuk terjadinya perang lebih besar ketimbang masa-masa sebelumnya.”

Apa Artinya?

“Artinya, apabila Hizbullah terlibat langsung dalam peperangan ini, maka kehancuran (akibat serangan) di Tel Aviv dan sejumlah kota-kota utama lainnya sangatlah besar yang belumpernah terjadi sebelumnya. Kami juga tak akan mampu untuk menghentikan ini semua. Kami memiliki satu cara untuk menghadapi ini, namun kami tak tahu apakah dengan menghancurkan Beirut akan  menguntungkan bagi kami? Setelah perang Israel melawan Hizbullah, selanjutnya kami belum pernah mengalami perang yang lebih berat dari itu. Bagaimana dengan perang melawan Iran?! Perang langsung (tanpa perantara) antara Iran dan Israel adalah satu hal yang bahkan tak ingin saya bayangkan. Walaupun sialnya saya tetap harus membayangkannya karena jabatan yang saya emban. Ambil contoh perang Irak-Iran. Dalam perang yang berlangsung selama delapan tahun tersebut satu juta nyawa manusia melayang.”

Bukankah Israel Lebih Kuat dari Iran?

“Masalahnya adalah bagaimana anda mengukur sebuah kekuatan. Satu kata kunci di sini adalah ‘kedalaman strategi’. Dimana Iran telah menggunakan istilah tersebut dalam diskusi yang mereka lakukan. Salah satu pejabat tinggi Iran mengatakan bahwa Israel harus sangat berhati-hati karena mereka tak memiliki ‘kedalaman strategi’. Kalian harus melihat pada dasaran utaama dan keadaan geografis, jumlah penduduk dan sejarah. Israel memiliki kekuatan militer yang mumpuni, namun Iran memiliki wilayah negara yang luas, penduduk yang berjumlah 80 juta jiwa serta sejarah beberapa ribu tahun. Mereka memiliki sebuah peradaban. Salah satu mantan duta besar Kanada di Israel pernah bercerita kepada saya. Kala itu ia ikut menghadiri pertemuan antara para pejabat di Kementerian Luar Negeri Kanada dengan Duta Besar Iran. Saat Duta Besar Iran melihat sebuah karpet (karpet Persia) di ruangan di mana acara tersebut digelar, ia mengatakan, “Iran adalah karpet Persia yang telah ditenun selama 5000 tahun. Kanada adalah lapisan tipis dari debu-debu yang menempel pada karpet ini.”

Tak Bisa Tidur Nyenyak karena Kekhawatiran Perang kontra Iran

Dalam bagian lain dari wawancara tersebut, Etzion bercerita saat dirinya menjabat di pemerintahan antara tahun 2009 hingga 2013. Saat itu sempat diprediksi perang antara Israel dan Iran kemungkinan akan terjadi. Ia mengatakan:

“Saya telah bekerja keras untuk masalah ini. Ketika saya bekerja di Dewan Keamanan Nasional maupun ketika saya berada di Kementerian Luar Negeri. Ada hal-hal yang tidak bisa saya bicarakan, tetapi jika istri saya ada di sini, dia akan memberi tahu Anda berapa banyak malam yang saya habiskan tanpa tidur. Bukan karena saya bekerja di kantor saya, tetapi karena kekhawatiran yang saya miliki.”

Apa yang Anda Takuti?

Saya akan jelaskan secara tidak langsung. Ini (kasus Iran) adalah sebuah permasalahan klasik dimana dalam hal ini harus ada keseragaman antara aspek diplomatik dan aspek militer. Harapan saya sebagai seorang warga negara dan sebagai seorang profesional adalah bahwa sistem harus menampilkan kedua aspek ini. Perpecahan politik dan diplomatik beragam. Orang-orang yang berurusan dengan masalah ini berpikir bahwa mereka memahami sisi diplomatik, tetapi pada kenyataannya mereka tidak memahaminya, dan sebagai hasilnya, orang-orang kehilangan. Ini adalah perdebatan tentang kematian dan kehidupan.”

“Kami di kementerian luar negeri termasuk yang pertama menyimpulkan bahwa ada kemungkinan besar bahwa Amerika Serikat dan Iran akan mencapai kesepakatan. Jauh sebelum pihak-pihak lain mengatakannya. Beberapa bahkan mengatakan bahwa tidak mungkin kesepakatan semacam itu akan tercapai, dan pembahasan masalah tidak ada gunanya. Anda dapat membayangkan betapa mengecewakannya untuk memahami sesuatu, tetapi Anda tidak dapat memperoleh dukungan dari sektor politik.”

Dari “Kesepakatan Besar” hingga JCPOA

Etzion dalam wawancara tersebut juga menyinggung tentang masalah kesepakatan nuklir Iran (JCPOA). Ia juga mengklaim bahwa Iran sedang berusaha untuk mengmbangkan senjata nuklir dan menyusun rencana untuk menyerang Tel Aviv.

Mengenai JCPOA yang mana Netanyahu menyebutnya sebagai “Kesepakatan Buruk”, ia mengatakan, “Saya meyakini dan kebanyakan pengamat juga meyakininya, kesepakatan ini bukanlah kesepakatan yang buruk. Netanyahu saja yang memasang embel-embel tersebut (Kesepakatan Buruk). Namun sebenarnya itu adalah kesepakatan yang bagus. Namun yang harus dicatat adalah bahwa sejak awal memang tak akan pernah ada kesepakatan baik dengan arti bahwa Iran akan benar-benar meninggalkan kekuatan nuklirnya dan menutup seluruh penelitian dan pengembangan tenaga nuklirnya.”

Apa Masalah Lainnya? Militansi Iran di Timur Tengah dan Dukungannya terhadap Teroris?

“Berkaitan dengan masalah Iran ada beberapa elemen penting yang terkait yang harus dibahas satu persatu. Masalah nuklir, masalah terorisme dan upaya mereka dalam merombak “ketenangan” di kawasan, masalah rudal nulir, dan masalah ideologi-teologi.”

“Ada sebuah teori yang mengatakan bahwa Iran harus dilawan di berbagai pertempuran dalam skala besar. Sehingga kita dapat memaksa mereka untuk melakukan perundingan. Metode ini dikenal dengan “Kesepakatan Besar”(Grand Bargain), di mana seluruh permasalah harus dipaparkan di dalamnya. Bila mereka setuju dengan semua apa yang kami utarakan, maka kita akan mengakui legalitas rezim Iran. Bertahun tahun kekhawatiran besar rakyat Iran, yang mana memang semestinya begitu, adalah pergantian rezim. Sebelumnya mereka pernah mengalami hal itu dan mereka pantas untuk khawatir.”

Lantas mengapa kesepakatan ini tak terjadi seperti yang semestinya?

“Ide “Kesepakatan Besar” sebenarnya telah diajukan jauh-jauh hari pada awal perundingan Eropa dengan Iran di tahun 2003. Namun, dalam masa-masa sensitif tersebut, meskipun sebenarnya bisa saja diupayak ke arah itu, Israel dan Amerika keduanya akhirnya sama-sama mengatakan tidak tentang hal itu. Keduanya mengatakan bahwa diantara semua permasalahan ini ada satu masalah yang benar-benar krusial, yaitu masalah nuklir. Untuk itu poin-poin lainnya yang ada dalam “Kesepakatan Besar” terpaksa harus diabaikan.”




Users Comments

Videos

Qods News Agency


©2017 Kantor Berita Qods. All Rights Reserved