qodsna.ir qodsna.ir

Tsunami Penangkapan di Arab Saudi

Perang kekuasaan di dalam tubuh rezim Al Saud semakin meluas ke berbagai dimensi dan dalam kasus terbaru, banyak pangeran dan pejabat tinggi Saudi yang ditangkap.

Gelombang penangkapan baru tersebut diawasi langsung oleh pangeran mahkota Muhammad bin Salman (MBS) dan disorot meluas oleh berbagai media.

 

Koran Wallstreet Journal menulis, para pejabat Arab Saudi telah menangkap 10 pangeran dan konglomerat serta menahan mereka di sebuah penjara rahasia di dekat Riyadh. MBS setelah ayahnya Raja Salman bin Abdulaziz berkuasa, sejak Januari 2015 mendadak berubah dari seorang pangeran paling penting di Arab Saudi.

 

Haus kekuasaan MBS di dalam Arab Saudi bahkan telah melanggar tradisi dan hal-hal yang tabu di negara itu termasuk di antaranya pengangkatan dirinya sebagai pangeran mahkota di saat pangeran mahkota sebelumnya yaitu Muhammd bin Nayef, masih hidup. MBS berusaha menyingkirkan seluruh rivalnya dari jalan menuju tahta kekuasaan.

 

Salah satu tokoh terpenting yang menghalangi jalan MBS adalah pangeran Turki bin Abdullah bin Abdullah bin Abdulaziz, yang telah ditangkap pada gelombang penahanan pertama. Adapun rival penting lain bagi MBS adalah pangeran Abdulaziz bin Fahd bin Abdulaziz yang juga sudah ditangkap sebelumnya.

 

Dalam analis Hill Times, disebutkan kondisi yang sedang berlangsung di Arab Saudi. Negara itu dipimpin oleh diktator yang plin-plan dan tidak jelas serta tidak memiliki kepercayaan diri. Hasil dari sikap tersebut adalah dominasi kekuasaan oleh keluarga Salman dan eskalasi represi politik.

 

Sameh al-Atfi, direktur Pusat Riset Politik di London menyatakan, sejak MBS menjadi pangeran mahkota Arab Saudi, sebanyak 4.000 warga Saudi dipenjarakan dan aktivitas 14 media oposisi ditutup.

 

Muhammad bin Salman berpendapat bahwa satu-satunya jalan untuk mencapai kekuasaan mutlak di Arab Saudi adalah peningkatan represi, penangkapan serta politik pamer di bidang ekonomi dan sosial. Dalam kondisi seperti itu, terjadi insiden penembakan yang terjadi beberapa waktu lalu di istana Riyadh dan setelah itu absennya MBS dari pantauan publik.

 

Melalui agitasi dan politik keamanan yang semakin diperketat, MBS sedang mempersiapkan perubahan politik dan kondisi kondusif bagi dirinya untuk mewarisi kekuasaan dari ayahnya.

 

Transformasi pasca absennya MBS di panggung politik Arab Saudi setelah insiden penembakan di istana Riyadh, kini dilanjutkan dengan gelombang baru penangkapan dan pembenaran skenario MBS untuk segera berkuasa.